PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI
2016-11-015
A
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH
TINGGI TEKNIK-PLN
2016
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan
energi primer di
Indonesia kini meningkat
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan pada
kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian
disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak
bumi, 26,5% gas alam, 14,1 % batubara dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat
ini panas bumi (Geotermal)
mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi
sudah dimanfaatkan di banyak negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris,
Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang. Bahkan, sejak tahun 2005 AS sudah sibuk melakukan riset
di bidang geotermal, yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi melambung
seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi alternatif yang tepat
bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di Indonesia mudah didapat
secara berkelanjutan dalam jumlah besar, tidak terpengaruh cuaca dan jauh lebih murah biaya
produksinya dibandingkan minyak bumi atau batu bara. Untuk menghasilkan 330 megawatt
(MW), pembangkit listrik berbahan dasar
minyak bumi memerlukan 105 juta barel minyak
bumi, sementara Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hanya mengolah sumber
panas yang tersimpan di reservoir
perut bumi.
Berdasarkan
data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, negara ini memiliki potensi energi panas bumi
sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan
panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi
panas bumi terbesar di dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4%
yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi
nasional, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan
pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu
prioritas sumber energi-nya adalah panas bumi (Geothermal).
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana bentuk energi
panas bumi atau geothermal?
2) Bagaimana prinsip kerja
pembangkit listrik tenaga geothermal?
3) Bagaimana pemanfaatan energy
geothermal?
4) Bagaimana dampak dari pembangkit
listrik tenaga geothermal di Indonesia?
1.3 Pembatasan
Makalah
Dalam penyusunan makalah Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi ini di berikan batasan masalah yang dibahas agar tidak terjadi
pembahasan masalah diluar konteks judul atau tidak berhubungan sama sekali. Hal
ini dilaksanakan agar penyusunan makalah dapat secara sistematis, lebih terarah
dan mudah di mengerti dengan baik. Penulis membatasi masalah pada ruang lingkup
sebagai berikut :
a.
Energi Panas Bumi di bumi dan Indonesia
b.
Sistem Hidrothermal
c.
Jenis Energi Panas Bumi
d.
Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
2.1 Pengertian Energi Panas Bumi
Energi
geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas)
yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti
bumi. Istilah geothermal berasal dari bahasa Yunani dimana kata “geo”, berarti
bumi dan “thermos”, berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut
panas bumi. Energi panas di
inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral
di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila
dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat
sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh
pembakaran bahan bakar fosil. Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari
kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas
bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya
daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia.
2.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik
Tenaga Geothermal
Terdapat tiga macam teknologi yang
digunakan untuk mengkonversi panas yang bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a.
Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan
energi utama untuk menggerakan turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius) dan air yang
tersedia di reservoir amat sedikit
jumlahnya. Teknologi ini merupakan teknologi tertua yang telah digunakan di Lardarello, Italia pada tahun
1904.
Pada
umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung
disalurkan melalui pipa karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air
dan uap. Uap yang telah dipisahkan disalurkan
ke pembangkit melalui pipa. Uap
dikumpulkan pada suatu wadah dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang meninggalkan turbin
dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut
dikondensasi dengan cara direct contact
condenser.
Gambar 2.2.1 Flash Steam Power Plant
Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200. Jika uap kering yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
b.
Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida
misalnya air panas alam (hot spring)
di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini menggunakan uap basah sebagai sumber
energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air
dan uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar
berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang ada di perut bumi. Uap basah biasanya mengandung 20% uap dan 80% air.
Berdasarkan hal ini diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam
perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air
dalam tanah, air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan. Tipe ini merupakan
tipe yang sering digunakan di Indonesia. Contohnya adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
Gambar 2.2.2 Dry
Steam Power Plant
c.
Binary Cycle Power Plant
Pada tipe
ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut bumi merupakan
akibat dari kontak
dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu
antara 90o -
175o C. Pada proses pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan
panas dan nantinya akan diambil uap panas dari proses tersebut. Uap panas ini
digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber batuan panas ini jauh di
dalam perut bumi. Untuk
pemanfaatannya diperlukan teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang
relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi
bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan
akan banyak dipakai dimasa yang akan datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan
sebelumnya menghasilkan emisi karbon dioksida,
nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan
pembangkit minyak.
Gambar
2.2.3 Binary
Cycle Power Plant
Dari sedikit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di
Indonesia yang telah beroperasi dan menghasilkan listrik antara lain:
1) PLTP
Kamojang
PLTP
Kamojang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Merupakan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi tertua di Indonesia yang pertama kali dibuat pada tahun 1982.
PLTP ini dioperasikan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang mampu
memproduksi hingga 235 MW listrik. PLTP Kamojang terdiri atas lima unit yaitu
PLTP Kamojang I, Kamojang II, Kamojang III, Kamojang IV, dan Kamojang V.
2) PLTP
Kahendong
Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong terletak di Sulawesi Utara. Beroperasi
pertama kali pada tahun 2004. Dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE) dan mampu memproduksi listrik hingga 80 MW. Terdiri atas empat unit yaitu
PLTP Lahendong I, PLTP Lahendong II, PLTP Lahendong III, dan PLTP Lahendong IV.
3) PLTP
Sibayak
PLTP
Sibayak terletak di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangkit yang mampu menghasilkan listrik sebesar 12 MW ini terdiri atas tiga
unit yaitu PLTP Sibayak Unit 1, Sibayak Unit 2, dan Sibayak Unit 3.
4) PLTP
Ulubelu
PLTP
Ulubelu terletak di Kecamatan Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung. Pembangkit
listrik yang mulai beroperasi pada tahun 2012 ini mampu menghasilkan listrik
sebesar 110 MW. PLTP Ulubelu terdiri atas dua unit yakni PLTP Ulubelu Unit 1
dan PLTP Ulubelu Unit 2.
5) PLTP
Gunung Salak
PLTP
Gunung Salak terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat.
Memulai beroperasi pada tahun 1994. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh
Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi
listrik sebesar 375 MW.
6) PLTP
Darajat
PLTP
Darajat terletak di Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT
Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 259 MW dan terdiri atas
3 unit.
2.3 Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Secara umum pemanfaatan energi
panas bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu, untuk menghasilkan energi listrik, penggunaan geothermal
secara langsung dan pemanfaatan geothermal untuk pompa panas.
Air
dan uap panas yang keluar ke permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara langsung
sebagai pemanas. Selain
bermanfaat sebagai pemanas, panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai tenaga
pembangkit listrik. Air panas alami bila bercampur dengan udara akan
menimbulkan uap panas (steam). Berikut adalah beberapa pemanfaatan energi
panas bumi bagi kehidupan manusia:
a. Menempatkan panas untuk bekerja
Maksudnya
adalah sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat
langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara
geothermal yang digunakan
untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan
mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak
mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan
kedalam gedung. Cara
ini dapat bekerja
dimana saja karena temperatur
di bawah tanah tetap konstan selama bertahun tahun. Sistem yang sama dapat digunakan
untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim
panas.
b. Pemanfaatan Di Sektor Pariwisata
Di
sektor pariwisata, energi panas bumi dapat dimanfaatkan karena menjadi daya tarik
tersendiri bagi para
wisatawan untuk menikmati energi panas dari dalam bumi. Keberadaan panas bumi seperti air panas maupun uap panas
menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan orang. Tempat pemandian air panas
di Cipanas, Ciateur, mapun Hutan Taman Wisata Cagar Alam
Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.
c. Pemanfaatan Secara Langsung Di
Sektor Pertanian
Energi
panas bumi dapat digunakan secara langsung (teknologi sederhana) untuk proses
pengeringan terhadap hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dengan proses
yang tidak terlalu sulit. Air panas yang berasal dari mata air panas atau sumur
produksi panas bumi pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger yang kemudian dapat memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk
pengeringan hasil pertanian.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berdasarkan data kementerian ESDM,
potensi panas bumi di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik
mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana 40%-nya dimiliki oleh Indonesia, yaitu
sebesar 28 GW. Akan tetapi enenrgi panas bumi yang dimanfaatkan di Indonesia
baru hanya 4% dari total yang tersedia.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk
pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat sumber dari panas bumi tersebut. Apabila
suatu daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut dapat langsung digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan
menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju kondenser sehingga terkondensasi
menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle
untuk menjadi uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air
panas (hot water), maka air panas
tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut
dengan heat exchanger, dimana air
panas dialirkan menuju heat exchanger
sehingga terbentuk uap air.
2.4 Dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal di
Indonesia
Pembangkit listrik tenaga geothermal
memiliki dampak positif dan dampak negatif yaitu:
2.4.1
Dampak Positif
1) Bersih,
pembangkit listrik ini tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber
energinya. Jadi tidak melepas emisi gas juga tidak merusak atmosfer dan
menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
2) Pembangkit
listrik ini dapat beroperasi 24 jam. Dikarenakan pembangkit listrik ini
terletak di sekitar sumber energi sehingga sumber energi tersebut terus menerus
terpenuhi untuk memutar turbin.
3) Lokasi
pembangkit listrik ini biasanya terletak di lokasi terpencil. Dengan
dibangunnya pembangkit ini kebutuhan listrik di daerah sekitar pembangkit akan
terpenuhi.
4) Geothermal
merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis. Sumber energi
ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
5) Energi
Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran (pencemaran
udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi karbon dan tidak
menghasilkan gas, cairan, maupun material beracun lainnya). Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan
energi alternatif lainnya seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan
sepanjang musim juga dapat dihasilkan sepanjang waktu.
6) Untuk
memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal, tidak
seperti, misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan banyak
air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan seluas 3,5
km2 per gigawatt untuk produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya
sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.
2.4.2
Dampak Negatif
1. Biaya
modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan biaya
yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di
mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
3. Pembangkit
listrik ini dibangun disekitar sumber energi geothermal. Disekitar daerah itu
terdapat banyak sumber air panas yang mengeluarkan gas yang bersifat korosif.
Sehingga menyebabkan peralatan mesin maupun listrik mudah berkarat.
4. Penurunan stabilitas tanah yang menyebabkan bahaya erosi mengancam. Ini dikarenakan beberapa teknologi yang digunakan berupa pengeboran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pembangkit listrik
tenaga geothermal merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan
energi terbarukan (energi geothermal merupakan salah satu energi terbarukan
yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar). Selain itu
pembangkit listrik ini ramah lingkungan
karena tidak menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Sehingga
pembangkit ini tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, energi geothermal juga
merupakan energi yang tidak akan habis dan bisa didaur ulang.
Teknologi yang
digunakan pada pembangkit listrik tenaga geothermal ialah flash steam power plant, dry
steam power plant, dan binary
cycle power plant. Di Indonesia teknologi yang sering
digunakan ialah dry steam power plant dikarenakan
sumber energi di Indonesia kebanyakan berupa cairan. Selain itu teknologi ini
juga paling cocok pada kondisi air di Indonesia karena limbah yang dihasilkan
dari teknologi ini berupa air yang bisa diinjeksikan ke bumi sebagai sumber air
tanah.
Permasalahan yang
dihadapi pembangkit listrik ini ialah besarnya dana yang dibutuhkan untuk
membangun pembangkit disekitar sumber geothermal. Dan juga perlu waktu yang
relatif lama untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber geothermal itu
sendiri, serta penggunaan teknologinya harus tepat karena menyangkut efesiensi
energi listrik yang dihasilkan.
Namun, banyak sekali
keuntungan yang diperoleh dari pembangkit listrik tenaga geothermal. Pada
sektor lingkungan, lingkungan disekitar pembangkit tidak akan tercemar karena
limbah yang dihasilkan berupaair. Pada sektor ekonomi, penggunaan energi
geothermal akan menghemat anggaran negara untuk import minyak. Pada sektor
energi, penggunaan energi geothermal mampu mengurangi krisis energy. Pada
energi listrik, energi listrik yang dihasilkan oleh energi geothermal sekitar
1.197 MW.
3.2 Saran
Penggunaan
energi geothermal patut dicoba karena merupakan energi yang ramah lingkungan
dan merupakan sumber energi yang tidak akan habis serta dapat di daur ulang.
Sosialisasi dan dukungan perlu dilakukan pemerintah agar semua masyarakat tahu
akan manfaat energi geothermal dan diharapkan mampu mengembangkan serta
memanfaatkan teknologi ini.
0 Response to "Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi"
Posting Komentar